Pengaruh Desain UI/UX terhadap Aksesibilitas Web - YUDA MUKTI BLOG
News Update
Loading...

Wednesday, February 5, 2025

Pengaruh Desain UI/UX terhadap Aksesibilitas Web


Aksesibilitas web adalah topik yang semakin penting di dunia desain digital. Saat kita berbicara tentang membuat situs atau aplikasi yang mudah diakses oleh semua orang, tidak hanya mereka yang memiliki keterbatasan fisik atau kognitif, tetapi juga berbagai perangkat dan ukuran layar yang berbeda, kita tidak bisa mengabaikan peran krusial dari desain UI (User Interface) dan UX (User Experience). Desain UI/UX yang baik tidak hanya membuat sebuah situs atau aplikasi tampil menarik, tetapi juga memastikan pengalaman pengguna tetap lancar dan inklusif, terlepas dari kemampuan atau keterbatasan penggunanya. Tertarik dengan desain UI/UX yang mengutamakan kenyamanan pengguna? Cari tahu lebih banyak dalam artikel  di halaman 
xnsolutions tentang praktik terbaik desain web.



Apa itu Aksesibilitas Web?


Sebelum membahas pengaruh desain UI/UX terhadap aksesibilitas, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan aksesibilitas web. Aksesibilitas web berarti memastikan bahwa konten situs atau aplikasi dapat digunakan oleh siapa saja, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik, sensorik, atau kognitif. Ini mencakup hal-hal seperti teks yang mudah dibaca, navigasi yang ramah keyboard, hingga elemen desain yang dapat diakses oleh pembaca layar (screen reader) bagi pengguna dengan gangguan penglihatan.


Aksesibilitas juga berarti memastikan bahwa situs web dapat diakses dengan berbagai perangkat, seperti ponsel, tablet, hingga desktop, dan berbagai browser yang mungkin digunakan oleh pengunjung. Jadi, aksesibilitas web bukan hanya soal menyempurnakan fitur untuk pengguna dengan disabilitas, tetapi juga mencakup pengalaman yang lebih baik bagi semua orang.



Mengapa Desain UI/UX Penting untuk Aksesibilitas?


Sekarang kita tahu bahwa aksesibilitas adalah soal bagaimana membuat web bisa digunakan oleh siapa saja, mari kita bahas bagaimana desain UI dan UX berperan penting dalam hal ini.



1. Desain UI yang Memperhatikan Warna dan Kontras


Salah satu elemen desain UI yang sering diabaikan adalah pemilihan warna dan kontras. Desain yang menggunakan warna yang terlalu mirip atau kontras yang rendah bisa membuat teks sulit dibaca, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan seperti buta warna.


Dengan menggunakan kontras warna yang cukup, seperti teks hitam di latar belakang putih atau warna cerah di atas latar belakang gelap, kita memastikan bahwa konten mudah dibaca oleh banyak orang, termasuk mereka yang memiliki penglihatan terbatas.


Contoh: Jika kamu mendesain sebuah tombol, pastikan warnanya cukup kontras agar pengguna dengan gangguan penglihatan atau mereka yang berada di bawah pencahayaan yang buruk tetap dapat melihat dan mengklik tombol tersebut tanpa kesulitan.



2. Desain yang Responsif dan Fleksibel 


Desain responsif adalah kunci untuk memastikan bahwa situs web atau aplikasi bisa digunakan di berbagai perangkat. Sebagai contoh, banyak pengguna mengakses web menggunakan ponsel, dan jika desainnya tidak responsif, mereka bisa kesulitan melakukan navigasi atau membaca teks.


Dengan desain responsif, elemen-elemen UI seperti gambar, tombol, dan teks akan secara otomatis menyesuaikan diri dengan ukuran layar perangkat yang digunakan. Ini memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan membuat situs lebih mudah diakses, baik itu di desktop, tablet, atau ponsel pintar.



3. Navigasi yang Mudah dan Intuitif


Navigasi yang jelas dan mudah dimengerti adalah aspek penting dari desain UI/UX. Ketika situs web memiliki struktur yang rumit atau navigasi yang membingungkan, pengguna, terutama mereka yang memiliki disabilitas, akan merasa frustrasi dan kesulitan menemukan informasi yang mereka butuhkan.


Desain UI yang baik harus memastikan bahwa semua elemen navigasi, seperti menu, tombol, dan tautan, mudah ditemukan dan diakses. Ini juga berarti bahwa pengguna yang menggunakan pembaca layar atau keyboard untuk menavigasi situs harus dapat mengakses semua bagian situs dengan mudah, tanpa hambatan.


Contoh: Penggunaan breadcrumb (jejak navigasi) yang jelas atau tombol kembali yang mudah ditemukan dapat memudahkan pengguna yang memiliki keterbatasan mobilitas atau penglihatan untuk menavigasi situs dengan lancar.



4. Penggunaan Teks Alternatif (Alt Text) untuk Gambar


Banyak situs web dan aplikasi mengandalkan gambar untuk memberikan konteks atau informasi visual kepada pengguna. Namun, bagi pengguna dengan gangguan penglihatan, gambar-gambar ini tidak dapat diakses tanpa teks alternatif (alt text) yang menggambarkan gambar tersebut.


Dengan memberikan deskripsi teks alternatif pada setiap gambar yang digunakan dalam situs web, desainer memungkinkan pengguna yang mengandalkan pembaca layar untuk memahami konten yang disampaikan. Ini juga merupakan praktik SEO yang baik, karena teks alternatif membantu mesin pencari memahami gambar.


Contoh: Jika sebuah gambar menunjukkan produk, teks alternatif bisa berbunyi, "Gambar menunjukkan sebuah jam tangan digital dengan desain minimalis berwarna hitam."



5. Interaksi yang Ramah Keyboard


Tidak semua pengguna mengandalkan mouse untuk berinteraksi dengan situs web. Beberapa pengguna, seperti mereka yang memiliki keterbatasan motorik, mengandalkan keyboard atau perangkat bantu lainnya untuk bernavigasi.


Oleh karena itu, sangat penting bagi desainer UI untuk memastikan bahwa setiap elemen interaktif pada situs web bisa diakses menggunakan keyboard. Ini termasuk tombol, tautan, dan formulir input. Menggunakan elemen HTML yang dapat dipilih dengan mudah (seperti tombol atau input field) dan memastikan urutan tab yang logis akan sangat membantu.



6. Formulir yang Dapat Diakses


Formulir adalah bagian penting dari hampir setiap situs web, tetapi sering kali formulir ini tidak mudah diakses, terutama bagi pengguna dengan keterbatasan fisik. Desain yang memperhatikan aksesibilitas harus memastikan bahwa formulir dilengkapi dengan label yang jelas, instruksi yang mudah dipahami, dan umpan balik yang sesuai.


Misalnya, jika pengguna mengisi formulir dan ada kesalahan, sistem harus memberikan umpan balik yang jelas tentang apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya. Ini akan membantu pengguna untuk mengoreksi kesalahan dengan lebih mudah dan mempercepat pengalaman pengisian formulir.



7. Testing dan Umpan Balik dari Pengguna 


Salah satu cara terbaik untuk memastikan bahwa desain UI/UX kamu ramah akses adalah dengan melibatkan pengguna dalam proses pengujian. Melakukan uji aksesibilitas dengan berbagai alat seperti WAVE atau Lighthouse dapat memberikan wawasan yang berguna, tetapi mendapatkan umpan balik langsung dari pengguna dengan berbagai kemampuan akan memberikan perspektif yang lebih nyata tentang bagaimana situs berfungsi dalam situasi dunia nyata.



Kesimpulan


Desain UI/UX yang baik tidak hanya membuat situs atau aplikasi terlihat indah, tetapi juga memastikan bahwa semua orang—terlepas dari kemampuan atau perangkat yang mereka gunakan—dapat mengakses dan menggunakannya dengan mudah. Dengan memperhatikan elemen-elemen seperti kontras warna, navigasi yang jelas, teks alternatif untuk gambar, dan aksesibilitas keyboard, kita dapat menciptakan pengalaman yang inklusif dan ramah pengguna.


Aksesibilitas web bukan hanya soal memenuhi kewajiban hukum atau mengikuti pedoman, tetapi juga tentang memberikan pengalaman yang lebih baik bagi semua orang. Dan pada akhirnya, desain yang inklusif ini bisa membuka peluang bagi audiens yang lebih luas, yang tentunya akan berdampak positif bagi bisnis dan keberhasilan situs web atau aplikasi kita.

Share with your friends

Add your opinion
Disqus comments
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done